Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label festival teater remaja

RUMAH YANG KEHILANGAN CERITA DARI FESTIVAL DRAMA PELAJAR 2012 DI SEMARANG

Oleh Afrizal Malna Sebuah pertunjukan teater, setelah layar ditutup dan penonton pulang, akhirnya tidak perduli: apakah pertunjukan itu dimainkan seorang pelajar, pengangguran, atau aktor yang sudah tua. Penonton hanya meminta sebuah pertunjukan yang dilakukan sungguh-sungguh. Tidak perlu minta maaf, karena persiapan yang kurang, pintu yang dipaku tidak rapi, atau tetek-bengek lainnya yang tidak tertangani; tidak dapat izin dari sekolah atau dari orang tua. Teater lahir, hanya karena kamu bisa berdiri, melihat, berbicara, bergerak dan diam; bisa bercermin, membuat bayangan, imajinasi dan ilusi. Dan penonton akan membawa ilusi itu ke dunia mereka masing-masing. Menyimpannya sebagai kisah yang mungkin akan diceritakannya kembali kepada sahabat-sahabat mereka, ketika pertunjukan itu berhasil tinggal lebih lama lagi dalam kenangan mereka. Teater membuat seseorang mulai berkenalan dari bagaimana cara menggergaji, memaku sebilah papan, menjahit, memerankan seseorang, menyamp...

DISKONTINYUITAS TUBUH-PELAJAR ANTARA TEATER DAN PENDIDIKAN

Oleh Afrizal Malna Para pelajar itu, yang seluruhnya merupakan siswa SMA dan SMK, berlompat-lompat, berteriak, saling berangkulan, ketika pemenang Festival Teater Pelajar se Banten diumumkan di Gedung Teater UNTIRTA Serang. Kegirangan yang gaduh.             Perhatian mereka terhadap teater cukup mencengangkan. Teater dari tubuh yang galau. Tubuh yang sudah tidak kanak-kanak lagi, tetapi juga tubuh yang belum dewasa. Tubuh yang mencari ruang pijaknya dalam keremajaan mereka. 15 Kelompok teater dari berbagai sekolah menengah Tangerang, Cilegon, Pandeglan, dan Serang mengikuti festival ini. Berlangsung 27-29 April 2012 di Gedung Teater UNTIRTA. Mereka datang menggunakan angkot, menggotong sendiri berbagai peralatan. Sebagian terus maju, walau dalam proses latihan, mereka ditinggalkan oleh sutradara atau pelatih mereka yang sebelumnya sudah bersedia menjadi pelatih. Atau tidak mendapat dukungan sama sekali dari sekolah. ...